Wisata Situbondo || Kabupaten Situbondo adalah salah satu wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah, hamparan laut yang memanjang dari ujung timur hingga perbatasan sisi barat termasuk juga anugerah tanah yang subur, pegunungan perbukitan dan potensi alam lainnya. Pada kehidupan masyarakat agraris di Situbondo pun, beberapa kekayaan perilaku kehidupan masyarakat yang menjadi sebuah kebudayaan juga sangat beragam. Hari ini, Sabtu tanggal 22 mei 2021 atau pada almanak jawa tepat tanggal 10 syawal 1954 hijriyah pasaran pon Keluarga Besar Paberik Gula Asembagus PTP Nusantara XI mengadakan sebuah acara ritual yang cukup unik dan jarang diketahui oleh masyarakat umum, namanya SALAMETTAN KOMANTAN TEBBHU (selamatan pengantin tebu).
Kegiatan ritual khusus ini dilakukan sejak jaman dahulu sekitar tahun 1800an akhir, saat berdirinya paberik gula assembagoes, setelah sekian lama kegiatan budaya ini kemudian dihapuskan dan tidak dilaksanakan. sekitar 8 tahun terakhir kegiatan budaya ini diadakan kembali, mengembalikan citra awal berdirinya paberik gula yang sudah berumur tua ini sekaligus melestarikan budaya para leluhur yang bernafaskan islam, akhirnya kegiatan ini menjadi agenda rutin tahunan.
Kegiatan ini disambut gembira oleh keluarga besar Pabrik Gula Asembagus dan masyarakat sekitar terutama para petani tebu. Karena acara budaya ini adalah pertanda musim giling Paberik Gula Asembagus akan segera tiba.
Sebelum kegiatan Selamatan Pengantin Tebu ini dilaksanakan, dibeberapa tempat subsektor di areal paberik juga diadakan selamatan-selamatan berupa pengajian, bacaan tahlil, tumpengan tentu saja berbagai macam sajian makanan menjadi menu utama untuk disantap bersama-sama oleh peserta selamatan, misalnya di kawasan lokasi ketel, tandon, pembuangan limbah, mesin produksi utama dan beberapa tempat lainnya secara bergiliran.
Beberapa tahapan yang dilaksanakan dalam ritual khusus Selamatan Pengantin Tebu ini diantaranya, adalah menentukan lokasi (persil) yang memiliki tebu dan dinilai paling bagus (kategori super) baik dari segi umur tebu yang sudah matang, perkiraan rendemen, kondisi fisik tebu di areal perkebunan tebu milik Paberik Gula Asembagus. Dan hari ini yang terpilih sebagai lokasi untuk kegiatan ini berada di persil SAKDIYEMI desa Wringinanom.
Setelah diadakan upacara ritual khusus Selamatan Pengantin Tebu, akan dipilih beberapa tebu mungkin sekitar 30-40 batang lonjor tebu untuk digiling di lokasi paberik untuk dilihat hasil air nira perasan tebu tersebut, selain itu juga sebagai penanda awal uji coba mesin paberik yang sudah lama tidak melaksanakan produksi karena menunggu musim panen tiba.
SALAMETTAN KOMANTAN TEBBHU juga memiliki makna sebagai wujud syukur nikmat dan sebuah pengharapan yang besar kepada Gusti Alloh SWT penguasa alam semesta, pengharapan kelancaran selama musim giling tebu, keselamatan bagi seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan panen dan produksi, baik bagi petani tebu itu sendiri sekaligus juga para pekerja karyawan termasuk juga staf jajaran hingga pimpinan Paberik Gula Asembagus.
Meskipun Paberik Gula Asembagus kini sudah berubah wajah dengan model industrialisasi yang canggih, mesin-mesin pembaharuan serta kapasitas produksi besar termasuk para pelaku yang terlibat di dalamnya yang tentu saja mereka adalah orang-orang hebat yang pemikirannya sangat maju, ternyata mereka masih sangat istiqomah menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya peninggalan nenek moyangnya. Keren banget geaasshh 👍👍
oh iya geeesshh....ternyata di kalangan masyarakat jawa mataraman juga ada loh budaya ritual seperti ini dulunya sering diadakan, namanya LABOH. Laboh ini bisa dilakukan pada tanaman padi juga, kalau ke tanaman tebu biasanya setelah di potong tebu pilihan terbaiknya akan di arak beriringan menuju lokasi paberik yang di pimpin oleh pucuk pimpinan paberik gula yang diiringi oleh para punggawa (manager divisi, sinder, mandor, opas dll) berurutan hingga buruh pabrik dan masyarakat, dalam prosesi arak-arakan tersebut di daerah jawa mataraman di iringi tetabuhan gamelan hingga masuk areal paberikasi, para unsur pimpinan akan memakai baju adat daerah jawa layaknya pengantin yang di arak dari lokasi menuju paberik. Prosesi budaya ini diceritakan kembali oleh ibu saya yang ada di PG Kalangbret (tulungagung).
Selamatan Pengantin Tebu diikuti oleh Grand Manager PG Asembagus beberapa manajer dan seluruh staf jajarannya, tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar. Acara tersebut berlangsung khusyuk dan hikmad dan alhamdulillah lancar. Tentu saja meskipun dalam kondisi pamdemik, para peserta tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, pengukur suhu tubuh, cuci tangan.
Semoga Musim Giling PG Asembagus berjalan lancar tidak ada aral rintangan dan memberikan dampak manfaat peningkatan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar termasuk juga para petani tebu di Situbondo, amin. (AG)
Baca Selanjutnya: SELAMATAN GILING SF. ASSEMBAGOES 1891-2021 (part 2)
BACA ARTIKEL RITUAL LAINNYA
Posting Komentar