JMK TRADITIONAL RESTO

-

Jembatan bercat warna Merah di desa Klatakan

Gerbang selamat datang view traditional 

Sejarah Singkat

Wisata Situbondo || Asal usul nama JEMBATAN MERAH KLATAKAN, berawal dari nama sebuah jembatan yang sejak awal berdiri di cat warna merah, menjadikan inspirasi seorang pria kelahiran Singaraja bernama GEDE SUDARSA untuk menginisiasi sebuah tempat kegiatan usaha dengan melibatkan peranan pemuda sekitar. Berdiri sejak tahun 2016 dan diresmikan dibuka oleh Bupati Situbondo Dadang Wigiarto, SH pada tanggal 7 Januari 2017 yang saat ini sudah mempekerjakan anggota keluarganya dan pemuda sekitar sebanyak 30 orang tenaga kerja yang tergabung dalam kelompok pemuda tani organik JMK.
Halaman depan
Konsep awal berdiri desa wisata dengan mengutamakan cara pertanian dan perkebunan organik dan suguhan makanan tradisional pedesaan.

AKSEBILITAS

Terletak di Dusun Semekan Utara, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur pada titik koordinat -7.719105, 113.916809.

ATRACTION

Kelompok pemuda yang berkegiatan melakukan tanam secara organik total dengan bahan baku memaksimalkan potensi lokal diantaranya dengan membuat pupuk organik, insektisida organik sehingga menghasilkan tanaman yang sehat saat dikonsumsi oleh para pelanggannya. Pengunjung yang datang ke tempat ini pun diperbolehkan untuk belajar tanaman organik, belajar pembibitan secara sederhana. Beberapa buah organik pun tentu saja tersedia di tempat ini. Konsep Resto sebagai representasi dari sebuah tempat kuliner dan Tradisional yang mengadopsi pada menu makanan ala pedesaan, tentunya harganya pun sangat murah. Beberapa menu yang mimin admin incip-incip diantaranya:
  1. Tobhhelen atau kecambah laut
  2. Ikan bakar fresh
  3. Sayuran Merunggi (moringa)
  4. Gimbal (gorengan jagung)
  5. Udang crispy
  6. Rujak traditional
  7. Ayam bakar
  8. Nasi Kaldu Spesial
  9. Sarden
  10. Kepiting dan rajungan
  11. Sambel pete
  12. Ikan air tawar organik dari kolam sendiri.
  13. Sayur okra, lenca (sejenis terong kecil sebesar biji jagung)
  14. Dalam sajian minuman tradisional ala pedesaan pun juga disediakan mulai dari teh, kopi, es jeruk lemon & jeruk nipis, susu blend, markisa organik, sari bunga rosella organik, sari jahe organik.
  15. Yang paling spesial menu Sabbreng soup atau ketela yang dimasak sup, rasanya unik dan gurih tapi tetap lumer di lidah 😁. Masakan ini ternyata dari resep turun-temurun sebagai salah satu masyarakat agraris dusun semekan utara. Yang pasti menu sajiannya bervariasi dan banyak, coba sendiri deh 😁 ❤⭐⭐⭐⭐⭐
Sayur Gambas Panjang Organik
Bunga rosela bahan baku untuk soft drink yang fresh dan menyehatkan

Menyediakan fasilitas edukasi pembibitan organik

Beberapa bibit tanaman strawberry
Peternakan kelinci
Aneka tanaman sayur organik, ketela sayur

Kebun Sawi Organik
Kebun Terong Organik
Cerita mas GEDE, kunjungan tamu yang datang pun beraneka ragam, mulai dari masyarakat sekitar, sampai tamu dari luar negri seperti orang malaysia, taiwan, jepang, belgia, italia. Dari kelas bawah hingga tamu dari kementrian pun pernah singgah dan incip-incip masakan tradisional ndesoan di Traditional Resto Jembatan Merah Klatakan.
Makan bareng-bareng nikmatnya nggak ketulungan gaeessh 😁

Yakin deh, kalian belum pernah incip makanan ini 😂

Ikan bakar alami, rasanya Indonesia banget 👍

Tobbhelen atau kecambah laut, lupa daratan lupa lautan kalo udah menyantap yang ini
Ruang utama pemesanan dan nongkrong santai
Oh iya gaeeessshh... FYI, tempat ini juga menjadi Basecamp Pokdarwis Terpadu Soeradikara Situbondo loh, dan sering dijadikan tempat meeting bersama karena disini ada fasilitas gazebo besar berkapasitas 200 orang model lesehan.
Kegiatan mencetak bata traditional
Kegiatan mengolah adonan dengan alat sederhana
Ruang penjemuran manual dengan tenaga matahari 
Ruang pembakaran supaya bata lebih kokoh
Di sebelah lokasi kampung organik Jembatan Merah Klatakan sisi selatan dan sisi timur terdapat industri kreatif yaitu lokasi pembuatan batu bata traditional, dikelola oleh pak ERPANDI yang mampu mempekerjakan 5 orang sekitar desa Klatakan, dengan kemampuan produksi 2000/per hari pada musim kemarau dan 500/per hari pada musim penghujan. Dari dekat bisa melihat cara membuat adonan bata, melihat cara pembakaran dan penataan bata sebelum dibakar yang semuanya dilakukan manual traditional.

Ditengah arus peradaban yang semakin maju dan persaingan perdagangan yang tinggi, Pak ERPANDI masih eksis dengan usaha industri kreatif yang masih mengandalkan potensi alam dan peralatan yang masih sederhana seperti cangkul, gerobak, timba dengan kantor pemasaran masih berupa gubuk sederhana, tentunya hal ini tidak hanya pak ERPANDI sendiri yang memiliki kegiatan usaha seperti ini masih banyak type pekerja keras dan ulet. Kurang lebih 10-15 lokasi industri kreatif pembuatan batu-bata (kata orang situbondo percetakan bheta) dengan kondisi dan situasi yang sama, tentunya diperlukan sentuhan dan kehadiran pemerintah untuk lebih menopang kinerja ekonomi orang-orang sederhana dan hebat ini.
Pak ERPANDI sedang makan bersama karyawan di kantornya 😁
Gaeeeesssssshhhh...
Banyak pelajaran saat kita dekat dengan orang-orang hebat ini, cara berpikir dan perilaku sederhana, iklash serta tetap berusaha adalah cara mengisi pembangunan yang lebih bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat sekitar, karena agama mengajarkan konsep sebaik-baiknya manusia, adalah manusia yang paling banyak manfaat untuk orang lain.

AMENITAS

Sarana penunjang di areal The Traditional Resto of Jembatan Merah Klatakan ini, lahan parkir kendaraan motor dan mobil, gazebo kecil, aula, kamar mandi dan toilet.

Jam Buka

Melayani jasa catering, lokasi prewedding syuting dan foto lokasi, setiap hari dari hari senin-senin, jam 07.30-17.00 WIB
Atau bisa menghubungi layanan fast service di :
AFIT (Manager JMK) 085333881888

Well....Tetep paten disini ya gaeeessshh, yang pasti mimin akan selalu bercerita tentang sisi wisata edukasi yang lain di situbondo, Sampai Jumpa lagi...🙏

Salam Pariwisata Indonesia 🇮🇩
Ayo Ngaleleng ....!!! (AG)

INFO KULINER LAINNYA

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama