Tradisi Kajheghen Situbondo

-

 Wisata Situbondo || Salah satu kebudayaan tak benda yang berlaku di Situbondo adalah Kajheghen. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari kegiatan bersama ini, filosofi yang terkandung di dalamnya juga memiliki nilai luhur yang patut dilestarikan di jaman yang serba modern saat ini.


Tradisi Kajheghen

Sabtu, 27 Mei 2023, bertempat di sebelah timur rumah mimin di Dusun Krajan, Desa Kertosari, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, ada kegiatan unik. Tak pelak pun sejak tadi pagi sekitar jam 06.00 WIB beberapa kaum pria dewasa berkumpul untuk melakukan kegiatan gotong royong membantu mendirikan tenda tradisional.


Suguhan Nasi Sodu Tradisional

Setelah mimin pun berkecimpung turut membantu Kajheghen ini, akhirnya mimin pun tahu bahwa akan ada hajat di rumah tetangga. Satu persatu anggota masyarakat terutama tetangga sekitar mulai berdatangan untuk membantunya.


Kaum dewasa dan muda ber gotongroyong saling membantu


Tiang-tiang bambu pun mulai berdiri, saling mengkoordinir satu sama lain, saling memberikan komando dan terlihat riuh penuh semangat.



Bidhi' atau anyaman bambu sebagai atap pun mulai naik satu persatu tertata rapi diatas rangkaian penyangga bambu. Terkonfirmasi oleh mimin ternyata tuan rumah punya hajat untuk melaksanakan Walimatul Hajj yakni persiapan untuk ibadah haji ke Mekkah-Madinah.


Suguhan kopi, teh panas dan beberapa kue tradisional termasuk pisang goreng menjadi menu utama. Sebagai menu utama dalam kuliner dan ritual "Makan Bersama" adalah Nasi Sodu.
Sosialisasi dan komunikasi antar anggota masyarakat sekaligus kesempatan untuk bertemu ditengah kesibukan setiap hari adalah hal yang sangat langka. Momen-momen seperti ini tidak selalu ada kecuali ada hajatan.


Hal yang paling unik adalah, siapapun  kaum pria yang berseliweran disekitar kegiatan, akan serta merta dipanggil untuk ikut makan bersama.
Bentuk persatuan, kerukunan dan gotongroyong pada filosofi hidup masyarakat Situbondo terutama di wilayah timur, masih terjaga kuat dari generasi ke generasi.


Mereka mengajarkan tentang konsep hidup bersama, sederhana dan selalu ikhlas.


Bersama sohibul hajah


Bagian dari rumah adat Tabing Tongko'  dan Tanian Lanjheng bukan hanya teori dan penyebutan belaka bahwa mereka hidup rukun dengan tepo selironya.


Serius tapi santai sekaligus bercanda cara mereka berkomunikasi. Berbahasa madura aksen Sumenep-an adalah ciri khas gaya bahasa masyarakat Situbondo bagian timur.


Acara Makan Bersama


Setelah break sebentar istirahat dan makan bersama, mereka pun melanjutkan pekerjaannya. Satu hal yang perlu kita ketahui bersama para pekerja yang ikut dalam tradisi Kajheghen ini tidak diupah alias gratis iklas mereka membantu.


Nasi Sodu
  

Terkonfirmasi dari tuan rumah sohibul hajat yakni bapak Risky, katanya agenda berikutnya adalah Panyambhelli. Yakni kegiatan yang melibatkan tetangga sekitar untuk pemotongan hewan ternak sapi, sebagai bahan persiapan acara selamatan walimatul hajj.


Kita berharap semoga tradisi yang sudah berlangsung turun temurun seperti ini terus terjaga lestari yang tidak lekang oleh waktu. (AG)


Support by :












Post a Comment

Lebih baru Lebih lama