Pak Tutun Sang Pelaksana Pesan Mpu Prapanca

-

upaya konservasi Budaya Seni Tari Topeng Tradisional Situbondo saat ini tidak banyak orang lakukan, menikmati saja ogah-ogahan apalagi melatih atau menari?


Wisata Situbondo || Secara tak sengaja mimin kali ini berkunjung ke rumah sahabat dan mimin anggap sudah seperti orang tua sendiri. Adalah Hosnatun, atau masyarakat Situbondo mengenal dan familiar dengan panggilan populer "Pak Tutun" yang secara getol tanpa lelah dan terus berjuang untuk selalu melestarikan seni tari tradisional Topeng Situbondo.


bersama pokdarwis mimbaan dan pak Tutun di depan halaman rumahnya

Secara historis, tari topeng yang ada di situbondo memiliki perjalanan panjang, temuan literasi sejarah yang paling populer adalah Kitab kuno karya Mpu Prapanca, Khakawin desawarnana atau dikenal kitab Negarakertagama yang diperkirakan akhir penulisannya pada bulan september 1365 Masehi, dalam  Pupuh 27 bagian kedua :


Tan tungal / tikanan wilaça ginawe narendrakasukhan siñ wastwasuna tustacitta rikanan pradeça winanun, barryan karaktan / çramaçrama maweh jnir nin umulat, singih dewa manindarat / juga siran luman lan i jagat 


Berbagai-bagai permainan diadakan demi kesukaan. Berbuat segala apa yang membuat gembira penduduk. Menari topeng, bergumul, bergulat, membuat orang kagum. Sungguh beliau dewa menjelma, sedang mengedari dunia.


beberapa murid sekolah sedang latihan tari


suasana saat rehat setelah latihan tari topeng situbondo


658 tahun silam Mpu prapanca mengisahkan peristiwa kedatangan dan kunjungan penguasa nusantara prabu Hayam Wuruk atau dikenal Shri Rajasawardhana ke Patukangan atau patukanan yang saat ini dikenal sebagai sebuah nama kecamatan Panarukan yang ada di Kabupaten Situbondo.


Pak Tutun memberikan arahan gerak tari

Tari Topeng Mungkor Situbondo



Pak tutun, salah satu diantara banyak seniman tari tradisional di situbondo yang hingga mimin datang dan kebetulan sedang sibuk membimbing anak didiknya yang rata-rata masih sekolah dasar hingga menengah atas, bahkan waktu mimin berkunjung ada salah satu peserta latih tari ini berprofesi sebagai guru sekolah.

Mimin mengenal Pak Tutun sebagai sosok yang sederhana, disiplin, kreatif dan selalu terbuka untuk kepada siapa saja yang ingin belajar tari tradisional, jika mimin boleh sebut beliau dalam dunia seni tari tradisional adalah maestronya tari tradisi Situbondo. 


Dalam tubuh saya mengalir darah seni dari bapak, yang dulunya adalah penari topeng tradisional dari kampung ke kampung dari terop ke terop, ungkap Pak tutun. Dan anehnya saya pun terlahir dibawah panggung terop, serius cerita ini disampaikan oleh ibu saya bahkan saat itu orang sekitaran panji kidul dan sumberkolak kisah ini banyak tau, sehingga tidak heran dari prediksi awal masyarakat situbondo kota mereka menyebut saya asli keturunan seniman tradisional. didikan dan pengaruh kuat dari orang tua saya yang membuat saya tetap eksis dari saya masih kecil untuk terus menari bahkan mungkin sampai mati pun saya akan tetap menyebarkan tari tradisional topeng kepada masyarakat. 


Ketertarikan Pak Tutun dalam dunia tari sejak kecil tidak hanya tentang asal gerak, makna filosofi hingga nilai penghayatan sebuah gerak yang terintegrasi dengan kehidupan manusia pun beliau dapatkan. Pernah mimin diskusi seni saat larut malam sekitar jam 02.00 wib (dini hari) beliau menyampaikan sesuatu yang menurut mimin ini sebuah ilmu pengetahuan tingkat tinggi tentang seni yakni tentang konsep Wiraga, Wirasa, Wirama yang kesemuanya tentang nilai luhur hakikat manusia, kekuatan kosmik semesta hingga hal Ketuhanan dalam unsur seni tari. dan mimin sangat WOW !!!



Selama perjalanan aktifitasnya untuk mensosialisasikan tari Topeng Situbondo, tidak hanya di lingkungan rumahnya yang berada di Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo Propinsi Jawa timur yang rumahnya sederhana diatas tanah gersang dengan batuan paras dibawahnya, tetapi level propinsi, luar Jawa bahkan ke luar negri pun sudah pernah beliau perkenalkan tari Topeng Situbondo. Kemampuan sosial bermasyarakat, sifat humble tertawa dan tersenyum adalah ciri beliau bisa diterima dengan baik disemua lapisan masyarakat.




Di usia senja saat ini, terlihat pak Tutun berupaya keras menelorkan semua kemampuannya untuk terus meregenerasi seni tari tradisional topeng situbondo, meski tidak begitu banyak dukungan dari pemerintah, pak Tutun tetap pada prinsip dan keyakinannya. saya hidup dan mati melalui tari dan itu takdir saya, pungkasnya. Jika mimin bisa katakan sepertinya pak Tutun tidak peduli dengan keadaan apapun meski arus budaya asing masuk ke indonesia, dia seperti sudah lupa bahwa arus seni budaya asing ada disekitarnya, beliau tetap menari Topeng Situbondo.



Pak Tutun dan tari topeng ibarat sang penyampai pesan dari Mpu prapanca untuk terus melestarikan budaya asli Indonesia terutama karya leluhur masyarakat Situbondo, semoga selalu diberikan umur panjang, selalu sehat dan limpahan keberkahan kepada beliau biar situbondo tetap memiliki Tari Topeng Situbondo. (AG)


Support by :












Post a Comment

Lebih baru Lebih lama