Ritual Selamatan Hutan Situbondo

-

Wisata Situbondo || Pagi ini, mimin diajak oleh salah satu kelompok masyarakat hutan yang ada di wilayah timur Kabupaten Situbondo, untuk mengikuti prosesi kegiatan ritual selamatan hutan dan penanaman bibit pohon alpokat, atau dalam istilah perhutanan namanya pengayaan tanaman hutan. 


Masyarakat bersiap untuk mengadakan upacara adat Selamatan Hutan


Bertempat di sisi selatan atau dikenal kawasan Rabesen, Dusun Leket, Desa Mojosari, Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa timur, sekitar pukul 09.00 Wib, saya pun dengan semangat bergegas menuju kediaman pak Lusi, salah satu anggota masyarakat pinggiran hutan di asembagus, sebut saja demikian. Sempat terbersit dalam pikiran mimin, apakah dengan menanam bibit pohon alpokat ini nantinya akan membuka lahan dan menebang pohon di kawasan perhutani? kemudian perbuatan mereka akan menyalahi aturan dari perhutani? disitulah banyak pertanyaan dalam pikiran mimin untuk segera dan semangat turut serta dalam acara tersebut, karena dalam undangan tersebut, mereka menyebutkan katanya nanti akan ada pesta makan-makan. 


Sesampai di rumah pak Lusi, saya pun disambut hangat dan suguhan kopi hitam panas dengan sedikit obrolan ringan, tak lama kemudian sekitar 25 menit berlalu, saya mendengar rombongan tim Perhutani sudah berjalan menuju titik lokasi dan tak lama berselang saya pun bergegas berangkat bersama pak lusi sekeluarga menuju titik lokasi yang dimaksud.



Alangkah takjub dan membuat mimin senang dan bahagia, ternyata perjalanan dengan jalur berliku, naik turun, disekitar jurang dan tebing dengan mengendarai sepeda motor, selama perjalanan mimin disuguhi pemandangan alam yang sangat indah, areal pertanian jagung milik warga, tebing yang vertikal sisi kanan dan kiri, perbukitan hijau yang mengiringi perjalanan mimin tak henti-hentinya untuk selalu mengabadikan momen yang keren ini, sesampainya masuk jalur setapak di kawasan hutan yang masih rimbun dan liar tentu saja membuat mimin semakin bersemangat untuk tancap gas, itung-itung juga sebagai latihan berkendara untuk fokus di jalur ekstrem, sekaligus bonus membersihkan paru-paru menikmati limpahan oksigen bersih nan gratis ini.


Pembacaan doa dan sholawat nariyah bersama secara khusyuk oleh masyarakat


Sebagian warga masyarakat sudah menunggu termasuk tampak pula rombongan petugas dari perhutani KPH Banyuwangi Utara beserta beberapa tokoh masyarakat dari unsur pemerintah desa juga turut hadir. 


Tentu saja suguhan berbagai makanan yang siap disantap pun juga terhidang dihadapan para hadirin. tampak juga beberapa bibit pohon alpokat yang siap ditanam dan beberapa lobang media tanam juga sudah siap. Uniknya mimin tadi masuk lewat jalur Desa Mojosari, tetapi kawasan hutan yang akan dituju berada di wilayah Desa Kertosari, aneh ya 😁


Upacara ritual adat selamatan hutan sebagai syarat dimulainya penanaman bibit, dengan dilakukan doa dan pembacaan sholawat nariyah bersama yang dipandu oleh salah satu tokoh masyarakat. secara sederhana, khusyuk dan hikmad sampai seluruh rangkaian acara mimin ikuti. 


Ternyata prasangka mimin salah, semuanya terbalik 360° saat ritual dilaksanakan hingga akhir dan persiapan menuju acara jamuan makan bersama para anggota masyarakat pinggiran hutan tersebut, mereka terlihat antusia, semangat, kompak dan sangat guyup untuk melaksanakan kegiatan pengayaan tanaman hutan tersebut. sebelum acara ditutup, diskusi tanya jawab dan penyampaian sosialisasi arti penting pelestarian hutan oleh salah satu perwakilan dari (pak mantre) polhut BPKPH Asembagus KPH Banyuwangi Utara yang tak henti-hentinya mengingatkan untuk tidak merusak dan menebang pohon utama tanaman hutan sekaligus juga tentang konsep perhutanan sosial yang bertujuan untuk menciptakan hutan lestari rakyat sejahtera, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah nomor : 23/2001. 


Dalam dialog interaktif berlokasi ditengah hutan bersama warga masyarakat tersebut berbagai rencana kedepan melalui program pendampingan akan dilakukan guna memaksimalkan kawasan hutan tanpa melakukan perusakan, tentu saja ini sebuah langkah inovasi yang sangat bijak yang diantaranya kegiatan berupa budi daya ternak lebah, budidaya tanaman komoditi yang memiliki nilai jual tinggi seperti vanili, cabe jawa, kemukus dan lain sebagainya.


Dialog interaktif ditengah hutan


Antara perasaan senang, bangga dan haru, mimin melihat kehidupan sederhana mereka yang damai guyup dan kompak dalam upaya melestarikan dan memanfaatkan hutan. 


secara simbolis pengayaan tanaman hutan


Saat mimin coba tanya kepada salah satu peserta yang usianya sudah sepuh di acara tersebut tentang arti pentingnya menjaga hutan, beliau menjawab "alas niko cong paparenga guste Pangiran, aniko kodhu jege pateppak jhek rosak, odikna bule deri alas, anak potona bule odik deri alas kakabbhi, mandher eparengana salamet sadhejena kakabbhi " (hutan ini pemberian dari sang maha kuasa, ini harus kita jaga dan dirawat jangan sampai rusak, penghidupan saya dari hutan, anak keturunan saya semua tercukupi dari hasil hutan, semoga kita semua diberikan keselamatan), agak kaget mimin mendengar penuturan warga tersebut, kalimat ringkas sederhana dan mendalam yang harus kita telaah, teladani bersama betapa bijaknya beliau memberikan konsep pelestarian ekosistem hutan yang sederhana tetapi memberikan keyakinan yang kuat bahwa hutan lestari bisa menghidupi masyarakat yang menjaganya. 



Sungguh mimin sangat bahagia hari ini, tidak hanya dapat keluarga besar baru tapi juga dapat pelajaran berharga dari orang-orang yang selama ini hidup mereka jauh dari kebisingan kota dan keterbatasan akses fasilitas seperti masyarakat perkotaan pada umumnya.

Salam Lestari ❤️🇮🇩


Sebagian dokumentasi visual ada dalam link dibawah ini 👇👇




Post a Comment

Lebih baru Lebih lama