SERPIHAN SEJARAH SITUBONDO

-

Kepurbakalaan Balumbung di Kabupaten Situbondo


Cagar Budaya Prasasti Angka Tahun dari Desa Agel


Wisata Situbondo || Mengidentifikasi kepurbakalaan di wilayah Balumbung pada era Majapahit dapat mengacu pada keletakan prasasti angka tahun 1377 Saka/1455 Masehi di Dusun Widoro Pasar, Desa Banyuputih, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo. Prasasti tersebut berbentuk kurawal pada bagian atasnya. Di bawah angka tahun, terdapat 12 baris tulisan yang kondisinya telah aus. Sedangkan pada sisi di baliknya, terdapat 14 baris tulisan yang kondisinya juga aus hingga tak dapat terbaca lagi. Prasasti tersebut masih insitu dalam area Situs Mellek.


Cagar Budaya Prasasti Angka Tahun Widoro pasar dari Desa Wringinanom


Situs Mellek diketahui merupakan bekas permukiman kuno yang artefaktualnya tersebar sedikitnya dalam radius sekitar 5 km. Sebaran temuan arkeologis terbanyak adalah di Dusun Krajan, Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih.


Temuan-temuan itu antara lain, lempung bakar atau terakota. Terakota khas Majapahit dari situs Mellek beragam seperti unsur bangunan ( bata dan genteng), wadah (periuk, kendi, tempayan, buyung, jambangan), hiasan (boneka) dan lain-lain. Sebagian besar ditemukan dalam bentuk fragmen.



Selain terakota, di situs Mellek ditemukan juga benda yang terbuat dari logam dan batu seperti tombak, koin gobok, arca, bakalan arca,  prasasti, bakalan prasasti, umpak, lumpang dan semacamnya.


Temuan lain yang tak kalah penting adalah wadah berbahan keramik cina (piring, mangkok). Namun sebagian besar juga ditemukan dalam kondisi pecah atau dalam bentuk fragmen.


Berikutnya, terkait bukti tertulis, di Dusun Krajan, Desa Agel, Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo juga terdapat 2 prasasti yang telah eksitu. Satu prasasti berbentuk persegi telah raib. Dan satu prasasti yang pada bagian atasnya berbentuk kurawal berangka tahun 1395 Saka atau 1473, tersimpan di Museum Balumbung Situbondo.


Berdasarkan penelusuran komunitas pegiat sejarah dan cagar budaya lokal, keletakan prasasti Widoro Pasar berkorelasi dengan eksistensi kota Prasadha, sedangkan prasasti Agel berkorelasi dengan kota Sidapurna. Kedua kota ini masuk dalam area kadipaten Balumbung.


Asumsi tersebut diketahui dari kartografi Portugis pada abad ke-16.


Kadipaten Balumbung sendiri, sebagaimana termaktub dalam kakawin Negarakertagama, pupuh 28 disebutkan sebagai salah satu wilayah yang potensial dari kerajaan Majapahit.


Wilayah Kadipaten Balumbung berdasarkan temuan arkeologis


Dalam sebuah momentum kunjungan Raja Hayam Wuruk di Kadipaten Patukangan pada 1359 Masehi, bersama para menteri dari Bali dan Madura,  Balumbung pun turut hadir. Kitab Negarakertagama diselesaikan oleh Empu Prapanca pada tahun 1365 Masehi.(IR)


Sejarah Kadipaten Balumbung Berdasarkan Asal-usul Penyebutan Nama 


Balumbung berasal kata dari dialeksitas lokal masyarakat timur laut jawa yang menggunakan bahasa madura yakni BELUMBENG atau dalam bahasa jawa BLUMBANG yang berarti kumpulan air, atau sumber air atau sumber mata air, dulunya wilayah timur laut jawa atau saat ini adalah situbondo bagian timur merupakan kawasan hutan belantara yang lebat dan memiliki banyak sumber mata air, bahkan sampai saat ini pun belumbang atau blumbang itu bisa kita jumpai sisanya di desa palangan, desa agel, desa sumberejo, desa seletreng, desa jangkar, desa asembagus di belakangan SDN 1 Asembagus dan sekarang sekarang sudah hilang serta beberapa desa lainnya meskipun sudah mengalami pembabatan hutan luar biasa yg saat ini menjadi pemukiman penduduk yang sangat padat, sehingga wilayah timur disebut sebagai sebuah wilayah Kadipaten Balumbung.


Sebagaimana tertuang dalam tulisan kitab negara kertagama karya mpu prapanca yang selesai pada tahun 1365, tentu saja wilayah Kadipaten Balumbung sudah ada jauh sebelum terselesainya penulisan karya sejarah mpu prapanca saat kedatangan raja Hayam Wuruk ke kadipaten Patukagan yang saat ini menjadi panarukan atau wilayah tengah Kabupaten Situbondo.


Beberapa temuan seperti fragmen sumur jobong (peninggalan kebudayaan klasik) di selatan perumahan Banyuputih yang saat ini menjadi fragmen koleksi museum balumbung sudah makin memperkuat bukti sejarah dan arkeologis bahwa peradaban situbondo wilayah timur situbondo sangat kuno, bahkan peninggalan era megalitik di beberapa tempat seperti di desa bayeman, desa mojosari.

ADALAH BUKTI NYATA KADIPATEN BALUMBUNG EKSIS SEJAK LAMA (AG)


Salam BALUMBUNG IKA KARUHUN (balumbung kepercayaan baginda)


Ditulis ulang dalam tayangan Facebook akun Museum Balumbung Situbondo, tanggal 27 April 2020, penulis : Irwan Kurniadi, pegiat literasi sejarah, Kepala Museum Balumbung, pegiat cagar budaya dan anggota TACB Kabupaten Situbondo 


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02YKZhgA1AiHXygri93t9a4eBbKoVjLT2FmZ3Z1MgjMvmwMCF2nCSRscab6WDi8yN9l&id=112021747155245&mibextid=Nif5oz


#Balumbung

#prasastiwidoropasar

#prasastiagel

#yayasanmuseumbalumbungsitubondo

#prasadha

#sidapurna

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama