MOTO GP MANDALIKA || Gara-gara Balapan Sepeda Motor Desa Wisata Jadi Mendunia

-

Wisata Situbondo || Perhelatan event internasional yang spektakuler di Indonesia sudah selesai, yang tersisa adalah pembelajaran tentang sebuah konsep manajemen promosi sebuah wilayah. Terutama bagi wilayah-wilayah yang sedang memfokuskan diri pembangunan pada sektor pariwisata. Kita semua tahu bahwa salah satu ujung tombak pembangunan bidang pariwisata adalah sisi marketing dan bagian dari marketing itu adalah kegiatan praktis sebuah event salah satunya.


Quartararo dalam tangkapan layar otogrid.com


Desa Kuta Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok tengah Propinsi Nusa Tenggara Barat mendadak viral sejagat, apa yang terjadi? ternyata disana ada hajatan besar, dari awal cerita desa itu rupanya hanyalah sebuah desa seperti pada umumnya, kemudian menjadi desa wisata karena trend desa wisata saat itu, termasuk juga beberapa pengunjung yang datang gratis pulang dan pergi silih berganti. Layaknya desa-desa wisata lainnya yang sedang berkembang seperti di jawa.


tampak sirkuit Mandalika dari foto udata


Pernah mimin secara pribadi menyampaikan suatu konsep tentang pariwisata daerah yang sifatnya taraf internasional pada tahun 2018 kepada salah satu kepala dinas di situbondo, mirip seperti di mandalika, dan dalam diskusi itu pun ada sebuah tantangan, cobalah mas buat konsep yang wow dan bertaraf internasional, ujar beliau. Dengan cepat mimin sampaikan kepada beliau, siapkan dana besar dan buatlah sirkuit F1 sepanjang pantai utara situbondo, biar nanti saya coba sambungkan dengan sahabat saya yang sedang bekerja di ferari qatar. ternyata respon beliau tertawa seolah meremehkan, tetapi beberapa tahun kemudian pemerintah pusat mencanangkan fokus pembangunan pariwisata dan propinsi Nusa Tenggara dijadikan kawasan ekonomi khusus pembangunan pariwisata primer. dan salah satunya pengadaan fasilitas sirkuit balapan internasional moto gp. Itu hanyalah sepenggal kisah mimin tentang cerita masa lalu yang terkadang sebuah konsep besar dijadikan candaan belaka.




bersama tim Asidewi di pintu gate 1


Kembali ke event sebagai salah satu media marketing di mandalika, perjalanan mimin niatnya bukan sekedar nonton pagelaran spektakuler itu saja, tetapi juga belajar tentang sebuah konsep acara dalam sebuah kemasan, tentang tata kelola manajemen, keterlibatan pemerintah lintas instansi mulai dari pemerintahan desa, kabupaten, propinsi hingga pemerintah pusat, dunia usaha serta partisipasi warga masyarakat dalam gelaran tersebut. Kekaguman mimin pada acara tersebut terlihat sangat sempurna, tetapi sekali lagi masih banyak hal yang perlu menjadi sebuah bahan evaluasi sebagai penyempurnaan kegiatan tahun depan pada acara yang sama. 


arena permainan di desa Sajang


Event internasional Moto GP 2022 di sirkuit Pertamina Mandalika desa wisata Kuta kecamatan Pujut, Lombok Tengah benar-benar menghipnotis warga dunia, semua mata tertuju ke sana pada tanggal 18-20 maret 2022 dalam rangkaian seri kedua kejuaraan dunia Moto Grand Prix setelah pelaksanaan di sirkuit qatar. Bisa dibayangkan kan, berapa uang yang berputar di desa wisata Kuta, kawasan Lombok, Mataram, NTB dan sekitarnya dalam 1 bulan termasuk pada hari H di gelaran acara tersebut? Mimin yakin, pedagang gorengan, penjual makanan dan minuman ludes dalam hitungan menit, termasuk yang biasanya nganggur tiba-tiba mendadak jadi tukang parkir, yang biaya parkir mobil di pintu timur sebesar 50 ribu rupiah, yang biasanya bengong di rumah mendadak jadi ojek yang membantu mengevakuasi para pengunjung di sela kemacetan, sungguh sebuah master plan multi player effect yang mimin lihat langsung di desa wisata Kuta.


Pelabuhan Gilimas sebagai sarana penunjang transportasi jalur laut

KM. Mutiara Barat GT 3800 saat bersandar di Pelabuhan Tanjungwangi

Dampak dari event akbar tersebut diantaranya, nama Desa Kuta dikenal dunia, masyarakat turut terlibat dalam upaya meningkatkan ekonomi lokal, kesempatan masyarakat lokal untuk mengenalkan budaya mereka sendiri kepada masyarakat dunia, semua sektor turut terlibat seperti jasa transportasi, kuliner, penginapan, home industri, tokoh adat dan lintas agama, media, power maintenance, toko2 kelontong semua merasakan dampaknya, bahkan dari pantauan mimin tiket Moto GP Mandalika H-7 sudah sold out mulai harga tiket 600ribu hingga tiket 20 juta semuanya ludes, termasuk fasilitas menginap dari hotel yang termahal hingga kos-kosan di kawasan lombok dan mataram semuanya sudah off order, di beberapa aplikasi penyedia jasa layanan hotel bahkan banyak yang cancel bahkan beberapa diantaranya mengganti dan mengembalikan pesanan, diungkapkan oleh salah satu penumpang dari bandung saat bertemu dan dan berbincang dengan mimin diatas kapal mutiara sentosa III panjang saat perjalanan dari pelabuhan tanjungwangi-gilimas. oh iya, mimin berangkat pada hari kamis malam jum'at dari rumah jam 23.30 WIB, perjalanan start hari jumat pukul 5.00 WIB dan sandar di pelabuhan Gilimas pukul 16.00 WITA, dengan model solo trip overland. Berbagai lapisan masyarakat dan kelompok komunitas hilir mudik menuju mandalika saat itu, bahkan tiket untuk kapal laut pun tidak mudah untuk mendapatkannya, seperti disampaikan salah satu karyawan di pelabuhan Tanjungwangi dan Gilimas menyebutkan hal yang sama. agen operator tour and travel pun termasuk jasa rental mobil semua sold out. Dari Pantauan mimin pada saat acara, terdapat juga bus-bus ukuran medium dan long yang berasal dari bali dan jawa, termasuk juga minibus penyedia official transportasi juga banyak di dropping dari jawa.


pesona alam desa Sembalun



fasilitas sarana tempat makan yang mudah ditemui di desa Sembalun

Sarana homestay sangat banyak dan murah


Tiket kapal laut menuju lombok sangat murah, untuk kelas ekonomi hanya 120 ribu rupiah saja sekali jalan dan sudah bisa menjelajah pulau Nusa Tenggara. Sebagai informasi dasar, bagi teman-teman dan pembaca artikel ini, harga kebutuhan pokok di jawa tidak sama dengan harga di luar jawa, sedikit lebih mahal mungkin karena faktor pertambahan biaya logistik yang semuanya dikirim dari jawa.


Nusa Tenggara dikenal sebagai negri sejuta masjid, benar !!! mimin pertama kali mendarat di kawasan pelabuhan Gilimas menuju mataram sisi kiri dan kanan jalan sudah tidak bisa kehitung berapa jumlah masjid disana, bahkan ditempat lokasi mimin menginap di desa babussalam, kecamatan gerung lombok barat mimin melihat sebuah wilayah mungkin kalau di jawa seluas 2 RT atau setengah wilayah dusun itu terdapat 9-10 bangunan masjid besar. Sungguh budaya yang sangat berbeda dengan kehidupan di jawa.



Pada hari ketiga acara puncak final, sungguh sebuah pengalaman luar biasa yang mimin rasakan, meskipun diawali cuaca hujan lebat, yang sebelumnya masih nguber tempat menukar tiket naik sattle bus 2x hingga masuk gate dalam keadaan hujan deras, serta keseruan saat nonton kendaraan kuda besi 1000 cc dengan raungan kenalpot yang menggelegar memenuhi isi ruangan sirkuit mandalika. Hal inj menjadikan para penonton lupa diri bahwa mereka sedang duduk dalam kondisi kehujanan dan tidak merasakan dingin. Hingga acara selesai, beberapa kendala seperti kemacetan di parkir timur, tidak ada tempat penjualan makanan dan beberapa kendala teknis lainnya mimin temui langsung. 






Pasca acara moto gp mandalika, tak lupa mimin bareng teman-teman dari tim ASIDEWI (asosiasi desa wisata indonesia) menyempatkan diri berkunjung ke salah satu sahabat asidewi lombok timur, yaitu di kawasan desa wisata sembalun dan sajang, disana mimin diperkenalkan tentang kondisi geografis, adat budaya serta kearifan lokal lainnya tentang Sembalun oleh mas Rozak termasuk juga mas Dio yang banyak memberikan fasilitas selama ada di Lombok hingga perjalanan pulang kembali ke Situbondo dalam keadaan selamat. Sejatinya tidak hanya mimin bersama rombongan tim Asidewi yang beberapa hari tinggal pasca acara Moto GP Mandalika, masih banyak para pengunjung yang juga ingin menikmati pesona NTB, seperti pendakian Gunung Rinjani, Berkunjung ke desa-desa wisata, Gili Terawangan, Pantai Senggigi dan tempat wisata lainnya.

Mimin juga menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada mas ketum ASIDEWI Andi Katip Yuwono, Mbak Ida Salahuddin Asidewi NTB, Mas Dio Asidewi NTB, Mas Rozak Asidewi Lombok Timur, Mas Johan Aang Asidewi, Mas Denis Asidewi Blitar, Mas Dino Asidewi Tuban, Mas Yoga Banyuwangi, Pak Hendra Banyuwangi, mas Nawang Mataram dan semua pihak yang telah memberikam kesempatan mimin untuk hadir dan belajar menimba ilmu pengalaman di Nusa Tenggara.


Semoga pengalaman mimin dalam tulisan ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, untuk semakin bersemangat memajukan daerah masing-masing termasuk ada upaya gelaran even internasional lainnya ada di kabupaten kita tercinta, semoga ya geeessshh... (AG)



Salam pariwisata bangkit 🇮🇩

Desa Wisata Membumi

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama