Desa Alasbayur Konsep Wisata Sehat Disaat Pandemik

-

AKSEBILITAS

Desa Alasbayur Konsep Wisata Sehat Disaat Pandemik
pemandangan alam sawah terasering

Untuk menuju Desa Alasbayur ada 2 pintu masuk dari jalur jalan raya pantura, bisa melewati pertigaan Bungatan (jalur sisi timur) dan pertigaan Mlandingan (jalur sisi barat). Dari jalan raya pantura setidaknya membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit dengan kendaraan sepeda motor menuju gerbang Desa Alasbayur. 

Sesampainya di pertigaan utama Desa Trebungan Kecamatan Mlandingan tepat di depan balai desa atau pasar desa Trebungan menuju arah selatan, mengikuti jalan beraspal sampai bertemu dengan simpang tiga ke arah kanan danikuti jalan aspal lapen, hingga tanjakan pertama. Selama perjalanan dari perbatasan desa Trebungan selatan, anda akan ditemani hutan dan jurang yang indah diantara sisi kiri dan kanan hingga perjalanan pada titik jalan rabat semen, pepohonan yg tinggi dan besar menjulang, bebatuan besar dan aliran sungai yang bersih serta udara yang sangat sejuk hingga menemukan perkampungan dusun utara Desa Alasbayur. 

ATRAKSI 

Gowes asyik rame-rame

Panorama persawahan terasering dan gemericik air diselokan areal persawahan menjadi suguhan awal saat anda sampai di desa Alasbayur.

Pada ketinggian kurang lebih 300 Mdpl, kelompok pemuda sedang melakukan kegiatan pembibitan strawberry di pekarangan rumah mereka, mulai kegiatan memasukkan tanah yang subur dengan campuran pupuk organik ke dalam polibag, sebagian menyiram bibit tanaman yang sudah mulai tumbuh, mereka terlihat antusias dengan sebuah konsep gagasana menjadikan kampung mereka sebagai KAMPUNG STRAWBERRY Situbondo. 

Sebagian lagi pemuda terlihat sedang sibuk menanam bibit cabe jamu atau kata orang desa Asembagus "PIPER LONGUM". Diawali dari sebuah gagasan dan keinginan pemuda desa Alasbayur yang menginginkan desanya sendiri maju dan terkenal sampai tercetus ide untuk membuat Desa Wisata. Suguhan kopi hitam nikmat ala desa Alasbayur dengan campuran serbuk halus cabe jamu yang wangi rempah kuat ditengah cuaca udara yang menusuk di tulang. Saya pun disuguhi minuman kopi yang tidak pernah saya cicipi sebelumnya, sangat nikmat dan berkarakter. 

Obrolan singkat dan ringan bersama pemuda dan para sesepuh desa selama "welcome drink" tersebut.
sarkofagus tinggalan era megalitikum
Akhirnya pertemuan para pemuda pindah tempat ke kedai Rani, naik lagi dari bawah melewati jalan yang berliku dan tanjakan yang lumayan curam, gunakan gigi satu ya pren saat ada di tanjakan 😁.
Ternyata kedai Rani dekat dengan sungai besar yang disitu terdapat Jembatan Gantung terpanjang di Situbondo yang lagu viral saat ini. Sekali lagi saat berada di jembatan gantung ini pegunungan perbukitan, hembusan angin dan hamparan pemandangan hijau akan memanjakanmu deh...
 jembatan gantung terpanjang
Kami pun duduk dan ngumpul di kedai Rani bersama para pemuda desa Alasbayur, topik pembicaraan mengarah pada cerita-cerita masa lalu oleh bapak-bapak yang sudah sepuh, memulai muncul ide-ide kreatif dari para pemuda untuk membuat sesuatu lebih indah, diskusi hangat ditengah derunya udara dingin pegunungan, mereka terlihat mulai kedinginan 😂 ada yang sampe gemetaran menahan dingin padahal sudah pake jaket semua. Saya sendiri malah nggak kedinginan mungkin dampak tadi minum kopi campuran cabe jamu yang mampu menghangatkan badan saya.
 
kedai Rani dan sarana toilet 
Diskusi berjalan seru saling sahut menyampaikan pendapat dan ide gagasan hebat mereka dan tanpa terasa percakapan mulai pukul 20.00 berakhir pada jam 02.00 😂. Kami jadwalkan besok harinya menjelajahi beberapa tempat yang kata pemuda desa Alasbayur cukup rekomended, saya pun istirahat dan menginap dirumah sahabat saya mas Opek Alasbayur. Gaeeeessssss for your information yaaa... rumah mas Opek bisa jadi homestay yang layak loh 😂

Pagi hari dengan cuaca yang cerah, matahari mulai menampakkan alam desa Alasbayur yang sebenarnya, hamparan padi diatas sawah terasering kembali tersuguhkan dan ternyata cara tanam padi masyarakat secara tradisional memang model seperti itu. Saya pun diajak memjelajahi satu persatu tempat-tempat yang indah di desa ini. 

Menjelang perubahan musim dari penghujan ke musim kemarau ada suguhan atraksi kuliner ekstrem yang layak kamu nikmati bagi para pemburu kuliner aneh yaitu BERBURU KOROE (serangga tonggeret) dan Menikmati sensasi KOROE GORENG yang disuguhkan bersama nasi jagung hangat serta sambel terasi, yang bikin kamu akan merasa merinding-merinding nikmat 😂. Salah satu sahabat pemuda desa Alasbayur berkelakar kepada saya, katanya jangan pernah mengaku warga Alasbayur kalo belum makan KOROE 😂
tonggoret atau koroe goreng 
Nampaknya gowes rame-rame bersama teman-teman bikin keseruan tersendiri, apalagi sambil makan jagung bakar, duuuhh...gaeessshh yang pasti kenangan yang indah, damai dan sangat nyaman bisa menjadi sesuatu yang membuatmu gagal move on saat harus turun dan kembali ke aktivitas harian di tempatmu.

Sampai jumpa rintisan desa wisata sehat alasbayur
Welcome to ALBA Paradise
(AG)
Lebih baru Lebih lama